Selasa, 31 Juli 2018

Tips memilih bahan bangunan di Bali untuk hasil bangunan yang baik

Beberapa orang pasti bingung saat ditugaskan menjalankan proyek di suatu tempat, terutama ketika orang-orang tersebut tidak tau mana bahan bangunan yang berkualitas dan mana yang tidak. berikut saya berikan tips untuk meilih bahan bangunan berkualitas baik demi kelancaran proses pembangunan dan demi hasil bangunan yang memuaskan:

Toko Bahan Bangunan di Bali
1. Pastikan Membeli Bahan di Toko Bangunan yang Terpercaya
Membeli bahan bangunan tidak boleh di sembarang tempat. Contoh, saya baru-baru ini bekerja sebagai orang proyek di Bali, pasti selalu memilih untuk membeli bahan di toko bangunan yang terbaik di Bali, misalnya, Graha Kita 18, salah satu toko bahan bangunan yang terpercaya di Bali, berani jamin kualitas, garansi, bahkan sampai servis pengiriman bahan material bangunan. Ketersediaan bahan bangunan pun cukup lengkap. Selain menjual bahan bangunan, Graha Kita 18 juga menyediakan jasa interior consultant di Bali dengan menggunakan nama MF Design. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Graha Kita 18 merupakan one stop solution bagi orang-orang yang ingin memperbaiki desain interior rumah dan membeli material bangunan yang murah serta berkualitas. 

2. Memilih Pasir, Batu Pondasi, Besi Beton, dan lain-lain
Pasir untuk bahan bangunan baiknya hanya memiliki kandungan lumpur sekitar kurang dari 5%. Untuk mengecek kualitas pasir, pasir dapat digenggam dengan kuat, dan bila terasa sedikit tajam, maka pasir tersebut memiliki kualitas yang baik sebagai bahan bangunan untuk proyek anda. Selanjutnya, jenis batu yang paling cocok untuk bangunan adalah batu belah, karena belahannya dapat mencengkram kuat satu sama lain. Besi beton yang baik biasanya sudah memiliki SNI dan memiliki ukuran yang valid.

Secara keseluruhan, pastikan anda memilih bahan bangunan yang berkualitas baik, sehingga umur bangunan anda akan lebi awet dan murah perawatannya. Jika sudah berkualitas baik, maka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya perawatan atau perbaikan yang berlebihan. Dalam arti, lebih baik membayar mahal di muka, dibandingkan harus membayar lebih mahal lagi di masa yang akan datang.